Selasa, 15 November 2011

KONSEP BERAT BADAN KERING

Berat badan kering merupakan bagian integral dari program penarikan cairan.  Istilah berat badan kering menunjukkan berat badan pasca dialisis di mana semua kelebihan cairan tubuh telah ditarik.  Jika berat badan kering ditentukan terlalu berat, maka pasien akan tetap dalam keadaan kelebihan cairan pada akhir sessi dialisis.  Asupan cairan selama interval antardialisis akan kemudian mengakibatkan edema atau kongesti paru.  Jika berat badan kering ditentukan terlalu rendah, pasien dapat mengalami episode hipotensi yang berulang pada tahap lanjut sessi dialisis. Pasien yang di-ultrafiltrasi di bawah berat badan keringnya seringkali mengalami malaise, perasaan wash out, kram dan pusing setelah dialisis.
Dalam pelaksanaannya, berat badan kering setiap pasien harus ditentukan melalui dasar trial and error.  Berat badan kering sering mengalami perubahan secara periodik (mis. akibat variasi jumlah lemak tubuh) oleh karena itu harus ditinjau ulang minimal tiap dua minggu.  Penurunan yang progresif dalam berat badan kering dapat menjadi petunjuk terjadinya masalah nutrisi atau proses penyakit.
Saat menentukan ultrafiltrasi rate, tambahkan 0,2 liter sebagai kompensasi cairan yang masuk saat prosedur pengembalian darah kembali ke tubuh pasien.  Juga tambahkan jumlah minum atau cairan infus saat penanganan.
Kesalahan yang umum terjadi pada unit dialisis adalah kegagalan dalam peninjauan ulang berat badan kering.  Berat badan kering menetap sehingga bila penentuannya terlalu berat akan mengakibatkan overhidrasi.

Koreksi Garam Dan Kelebihan Cairan Sebagai Salah Satu Penanganan Hipertensi
Pengkajian klinis berat badan kering; idealnya, penanganan dialisis harus membawa kembali pasien ke volume ekstra seluler normal.  Dalam praktek klinis, berat badan kering didefinisikan sebagai suatu tahapan di mana saat dilakukan penarikan cairan lebih lanjut akan menyebabkan hipotensi, kram, mual, muntah.  Meskipun demikian, timbulnya gejala-gejala tersebut tergantung pada seberapa cepat cairan ditarik, strategi dialisis yang dilakukan,  status volume predialisis, obat yang dikonsumsi (beberapa obat antihipertensi mengganggu refleks penyesuaian kardiovaskuler terhadap penarikan cairan).  Terlebih lagi, edema tidak akan terdeteksi sampai volume interstisial meningkat sepertiga dari normal (sekitar 5 liter).
a.    Time delay dalam penurunan tekanan darah setelah koreksi kelebihan cairan. Mungkin terdapat penundaan waktu antara penurunan cairan ekstraseluler dan penurunan tekanan.  Untuk alasan ini, jika tekanan darah tidak turun pada awal setelah melewati berat badan kering, hal ini tidak berarti hipervolume bukan penyebab hipertensi.
b.    Perlunya pengkajian berkala.  Berat badan kering dan status nutrisi harus dievaluasi secara berkala, karena kehilangan berat badan akibat malnutrisi atau proses penyakit akan mengakibatkan kelebihan cairan pada berat badan kering yang telah ditentukan sebelumnya.

1 komentar: