Rabu, 13 Maret 2013


Hati-hati iklan pengobatan yang menyesatkan
Saat ini marak pengobatan alternatif yang menggunakan metode yang beragam.  Beberapa hari yang lalu penulis membeli koran “PR” dan dan dalamnya menemukan satu iklan yang menuliskan “tanggalkan cuci darah dan suntik insulin!!”.  Bagi penulis selaku tenaga kesehatan, iklan ini terlalu berlebihan dan ironisnya klinik “A” yang mengaku menggunakan metode tokoh kedokteran Ibnu Sina ini beralamat di jalan yang sama dengan Rumah Sakit Ginjal Habiebie yang melayani cuci darah. Untuk seseorang yang mengalami penyakit ginjal kronis stadium V, pengobatan yang saat ini memungkinkan hanya cangkok ginjal, cuci darah dengan ginjal buatan dan cuci darah dengan perut.  Seseorang yang mengalami penyakit ginjal kronis ginjalnya tak akan lagi kembali berfungsi seperti semula. Anjuran untuk menanggalkan cuci darah tentunya akan mengancam jiwa pasien.
Dalam iklan tersebut terdapat pengakuan seorang dokter “TAP” sebagai pasien kanker yang sembuh total.  Dia mengungkapkan bahwa poliklinik “A” dapat diterima secara logika medis hanya karena dia seorang dokter. Penulis merasa tersesat di sini karena dipaparkan tentang cuci darah tapi testimoninya kanker.
Lima hari dari penayangan iklan tersebut, penulis menemukan tanggapan pada surat pembaca pada koran yang sama.  Orang yang menanggapinya bukan sembarangan namun seorang ahli ginjal yaitu Profesor Dr. Rully MA Roesli, dr SpPD-KGH, FINASIM yang merupakan ketua KORWIL JABAR PERNEFRI.  Beliau mengimbau untuk penderita penyakit ginjal agar bersikap rasional, berhati-hati tidak terbujuk janji palsu sambil mengeruk uang dan membahayakan nyawa pasien.  Bila ada pasien yang merasa dirugikan dipersilahkan melapor ke kepada dinas kesehatan, IDI, atau Pernefri.
 Pengawasan yang ketat hendaklah dilakukan oleh pihak yang berwenang dan terkait, iklan yang menyesatkan akan merugikan pasien yang sedang sakit.  Kebugaran hasil cuci darah yang rutin terampas oleh bujuk rayu iklan yang akhirnya dapat berakibat fatal.  Perlu ketegasan karena pada saat ini iklan-iklan pengobatan dengan leluasa mengumbar janji dan hal yang menyesatkan.  Kita sebagai tenaga kesehatan harus peduli, jangan sampai angka kesakitan dan angka kematian pasien menjadi meningkat gara-gara iklan yang menyesatkan.  Keadaan pasien yang sakit akan membuat pasien dan orang terdekatnya mencari alternatif pertolongan. Dengan segala cara.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar